Teknik drainase adalah teknik yang mempelajari tentang cara pengaliran air yang berlebihan untuk digunakan ke suatu konteks pemanfaatan tertentu. drainase berasal dari kata Drain yang berarti mengalirkan atau mengurangkan air, terminologi tersebut digunakan untuk menggambarkan kegiatan untuk mengatasi kelebihan air baik yang diatas maupun yang dibawah permukaan. Banyak sekali pemanfaatan dalam teknik drainase tersebut, tidak hanya untuk membuang kelebihan air saja tetapi cocok juga untuk banyak hal, seperti rencana pembangunan infrastruktur, irigasi, tata guna lahan, dan lain-lain. Tentu saja hal tersebut banyak pengaplikasiannya, akan tetapi mengapa hal tersebut masih banyak tidak diterapkan di banyak tempat? sering kali saya membaca berita tentang banjir, longsor, penurunan permukaan tanah, tercemarnya air, dan sebagainya. Hal tersebut tentulah terjadi bukan karena tidak ada penyebabnya melainkan oleh berbagai faktor. Orang-orang selalu beranggapan bahwa hal tersebut terjadi karena hujan yang berlebihan, nasib, cobaan tuhan. Saya mengerti, memang benar bahwa hal tersebut adalah cobaan dari tuhan, tetapi ayolah.. kita ini sudah dewasa, harus bisa membadakan tentang permasalahan faktual dengan permasalahan spiritual.
Beberapa waktu lalu saya melihat sebuah berita tentang suatu desa dan perkotaan mengalami banjir, longsor, dan sebagainya. Salah satu point yang paling sering muncul adalah banjir. Salah satu kutipan yang saya ambil dari berita yang berasal dari News.Detik.Com berita tersebut berjudul “Sungai meluap, 400 Rumah Terendam Air” dari berita tersebut menjelaskan bahwa sekitar 400 rumah penduduk di Desa Jayagiri Kabupaten Cianjur terendam air dengan ketinggian 75 centimeter, ujar kepala desa disana ” Ada tiga kampung yang terkena banjir, yaitu Cimahi, Garogol, dan Nyalindung. Selain itu banjirnya juga mengenai ruas jalan Cianjur selatan.” Bencana ini pada 25 Oktober, 2020, hari Minggu, pukul 21.00 WIB. Bencana tersebut tidak hanya terjadi di perdesaan saja melainkan di perkotaan juga. Saya rasa tidak perlu saya jelaskan lagi pun saya cukup yakin bahwa banyak yang sudah mengetahui berbagai berita tentang kota yang terkena banjir, seperti Bekasi, Jakarta, Bandung Barat, Bogor, dst. Salah satu hal yang umum terjadi di perkotaan tersebut adalah banjir ketika hujan deras. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Untuk permasalahan yang terjadi di Desa Jayagiri, kepala desa mengakatan bahwa banjir terjadi karena mengecilnya sungai akibat pembangunan jalan nasional, yang menyempitkan lebar dan kedalaman sungai menjadi 10 meter dan 3 meter. Sedangkan untuk permasalahan perkotaan, hal itu terjadi karena kesalahan infrastruktur dan hujan yang deras. dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwa orang-orang Indonesia masih belum memahami tentang Sistem Drainase secara jelas. Mereka hanya mengetahui bahwa drainase adalah “solokan” atau “got”.
Drainase terbagi menjadi berbagai jenis yaitu mulai dari segi terbentuknya, letaknya, fungsinya, dan konstruksinya. Bila dari segi terbentuknya :
Drainase Alamiah
Drainase ini berasal dari alam itu sendiri, drainase yang terbentuk karena gerusan air yang mengalir kebawah karena grafitasi dari suatu titik hingga ke permukaan. Hal itu terjadi secara terus menerus hingga terbentuknya cerukan yang membentuk sungai. Drainase ini tidak ada sangkut pautnya dengan manusia
Drainase Buatan
Drainase yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Drainase ini biasanya terbentuk dari pipa, beton, dan gorong-gorong hingga membentuk bangunan yang biasa kita sebut “selokan”. Drainase ini cukup banyak di perkotaan, akan tetapi penggunaan di perdesaan masih belum optimal
Drainase juga terbagi lagi berdasarkan letaknya, yaitu:
Permukaan tanah
Drainase ini dibuat dengan bagian atas yang terbuka sehingga dapat mengambil air limpasan yang berlebihan dari permukaan tanah. drainase seperti ini yang sering kita lihat dengan mata kita sendiri
Bawah Permukaan Tanah
Drainase ini menggunakan pipa yang ditampilkan ke permukaan tanah lalu dalam proses pengalirannya ada di bawah tanah. Drainase ini dilakukan karena tuntutan berbagai bidang seperti tuntutan etika, artistik, dan fungsi (biasanya seperti drainase di lapangan olahraga)
lalu berdasarkan fungsinya, yaitu :
Single Purpose
yang berarti memiliki satu tujuan saja, drainase seperti ini biasanya digunakan di atas permukaan yang alir yang mengalir di drainase ini hanya memiliki satu fungsi dan satu jenis air, yaitu mengaliri air melimpah.
Multiple Purpose
yang berarti memiliki banyak tujuan. Drainase seperti ini banyak digunakan di bawah permukaan. Drainase ini mampu mengaliri berbagai tempat dan berbagai jenis air baik secara bersamaan maupun bergantian
Dan yang terakhir adalah dari segi konstruksinya, seperti :
Saluran terbuka
saluran ini ditujukan untuk tempat yang memiliki daerah luasan yang cukup dan dengan konsentrasi hujan yang tinggi, karena dengan terbukanya drainase ini air dengan volume yang besar pun dapat dialirkan. Air yang dialirkan pun dapat berupa air yang berbahaya bagi lingkungan, dibuka dengan tujuan penyesuaian kondisi air
Saluran tertutup
Drainase ini digunakan untuk mengalirkan air yang kotor yang berpotensi menganggu kesahatan (seperti air kotoran dan lain-lain). Drainase ini sering digunakan di tengah kota.
Dari jenis-jenis kita bisa mengetahui sepercik ilmu tentang bagaimana drainase berfungsi. Nah dari penjelasan di atas kita dapat mengetahui dengan jelas mengapa beberapa hal tersebut bisa terjadi dari segi keteknikan. untuk permasalahan Desa Jayagiri tersebut adalah drainase alami, diatas permukaan, saluran terbuka, dan single purpose. Dari situ kita dapat mengklasifikasi jenis drainase tersebut, bila untuk permasalahnnya itu adalah penyempitan sungai. Penyempitan itu berkontradiksi dengan jenis drainase berdasarkan konstruksinya, untuk drainase terbuka membutuhkan luasan daerah yang cukup sedangkan dalam permasalahan ini, lahannya dipakai untuk konstruksi jalan nasional. Hanya dengan jenis drainase pun kita sudah dapat menemukan dasar permasalahan yang terjadi di Desa Jayagiri tersebut. Bila dengan permasalah perkotaan drainase yang umum digunakan adalah drainase buatan, tertutup, multiple purpose, dan dibawah permukaan tanah. Permasalahan yang terjadi untuk drainase tertutup biasanya dari segi konstruksinya, seperti tidak melihat letaknya sehingga banyak orang yang terganggu karena baunya dan ada juga untuk drainase terbuka yang di permukaan biasanya sering tersumbat oleh sampah yang menghalangi aliran air sehingga terjadinya peluapan air.
Dengan mengetahui drainase secara umum setidaknya kita bisa berkontribusi untuk menjaga dan menggunakan drainase secara optimal, kita tidak perlu membuat drainase dimana-mana yang cukup kita lakukan adalah mempelajarinya dan memahami cara kerjanya dan fungsinya sehingga permasalahan yang akan terjadi dapat dihindarkan dari kita.
Referensi
[s.n], 1997, Drainase Perkotaan, Gunadarma